Syiah makin berani, demikian terekam dari pernyataan dan sikap Syiah di Indonesia akhir-akhir ini. Organization of Ahlulbayt for Social Support and Education (OASE) mengancam akan melaporkan Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) ke Polda Meto Jaya. Organisasi Syiah itu juga meminta kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap pimpinan ANNAS Jakarta yang telah menggelar deklarasi anti Syiah pada Ahad (25/10/2015) lalu.
“Kami minta kepada pihak kepolisian untuk menangkap dan mengadili ANNAS,” kata Sekjen OASE Ferdi Irwandi saat jumpa pers di gedung LBH Jakarta, Rabu (28/10/2015) seperti dikutip Salam-online.
Baca artikel selengkapnya di PERBEDAAN
SUNI DAN SYIAH tafhadol
erdi berdalih, tindakan yang dilakukan oleh ANNAS bukan diskriminasi saja, tetapi sudah mengarah ke genosida. “Karena akan berpotensi memunculkan konflik yang meluas, diskriminasi bahkan genosida,” imbuhnya.
Selain melaporkan ANNAS, OASE juga akan menggugat Wali Kota Bogor Bima Arya karena mengeluarkan surat larangan perayaan Asyura bagi Syiah.
“Kami akan mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan meminta kepada pemerintah pusat untuk menegur Bima Arya yang telah melarang kebebasan warganya untuk beribadah,” tambahnya.
Ketua OASE Emilia Renita tak kalah garang. Mantan istri Jalaluddin Rakhmat itu mengancam, jika pemerintah tidak segera bertindak, pihaknya akan membuat ‘Aliansi Nasional Anti Sunni’.
“Kalau pemerintah tidak menghentikan ANNAS, maka kami bisa saja membuat Aliansi Nasional Anti Sunni,” kata Emilia.
Seperti diketahui, Walikota Bogor mengeluarkan surat edaran yang berisi larangan bagi Syiah merayakan asyura di Bogor, khususnya jika memobilisasi massa dari luar kota. (Baca: Bima Arya Larang Perayaan Asyura) [Siyasa/Tarbiyah.net]
Post A Comment:
0 comments: