Pemikiran KH Said Aqil Siradj rupanya terpengaruh oleh Syiah dan Muktazilah. Karenanya, KH Idrus Ramli berupaya meluruskannya.
Misalnya dalam buku berjudul Tasawuf sebagai Kritik Sosial, KH Said Aqil Siradj mengatakan bahwa meyakini qadha’ dan qadar (bil qadri khairihi wasarrihi) merupakan pemikiran jabariyah. Padahal, keyakinan terhadap takdir seperti itulah yang diyakini oleh Nahdlatul Ulama (NU).
Baca artikel selengkapnya di PERBEDAAN
SUNI DAN SYIAH tafhadol
“Ini keberatan kami, karena logika yang dipakai oleh Dr Ali Sami’an Masyar dan dikutip oleh Kyai (Said Aqil Siradj, red) itu logikanya muktazilah,” kata KH Idrus Ramli setelah membantah secara ilmiah argumen KH Said Aqil Siradj dalam Debat Terbuka Forum Kiai Muda Jatim dengan KH Said Aqil Siradj pada 20 Oktober 2009 lalu.
“Jadi memang ada upaya-upaya dari pihak syiah dan muktazilah menyambungkan sanadnya kepada Rasulullah, sementara untuk ahlus sunnah wal jama’ah diputus, dicukupkan kepada Muawiyah bin Abu Sufyan dalam masalah qadha’ dan qadar. Karena itu dianggap jabariyah,” tambahnya.
KH Idrus Ramli melanjutkan bahwa menurut keyakinan NU seperti yang ditegaskan oleh hadratus syaikh KH Hasyim Asyari, ahlus sunnah wal jamaah itu sanadnya bersambung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Berikut ini videonya:
Post A Comment:
0 comments: